Senin, 21 Juli 2014

Liburan: Menetap atau pergi?


      Liburan telah lama tiba. Berbagai aktivitas mengisi liburan tahun ini. Berbagai cara dilakukan agar liburan tidak membosankan.

     Liburan yang cukup lama membuat orang ingin merasakan ketenangan, rileks, dan sebagainya. Mungkin ada yang melakukan lebih banyak hobinya saat liburan, atau ada yang bingung mau melakukan apa.


     Mungkin ada juga yang bingung mau liburan kemana. Menetap (dirumah) atau pergi (tempat rekreasi)? Semua itu tergantung cara anda menikmati suasana.

     Mungkin banyak yang beranggapan bahwa liburan dirumah itu tidak asik, membosankan. Bisa jadi ada juga yang beranggapan liburan keluar rumah perlu mengeluarkan uang, lebih baik buat hari raya beli kebutuham. Pendapat seperti ini boleh-boleh saja. Sudah saya bilang tadi tergantung cara anda menikmati suasana.

     Liburan dirumah tidak selamanya membosankan. Ada berbagai macam aktivitas yang dapat dilakukan. Seperti melakukan hobi, bersenda gurau dengan keluarga atau yang lainnya. Tapi liburan dirumah juga lebih baik sekali-kali luangkan waktu untuk pergi dari rumah seperti bermain atau lain sebagainya.

     Liburan di luar rumah -seperti tempat rekreasi atau mengunjungi keluarga dikampung- juga mengasyikkan. Liburan seperti ini biasanya menciptakan suasana baru dalam diri anda. Anda bisa menikmati keindahan alam, berkomunikasi dengan orang yang lebih banyak dan lain-lain. Liburan seperti ini juga ada saatnya anda menetap dirumah beberapa hari.

     So, terserah anda dalam menikmati liburan dan menciptakan suasana baru. Semoga liburan anda menyenangkan.



    

    


Minggu, 20 Juli 2014

Jangan lupakan atau jangan (berusaha) melupakan?

     Lupa adalah suatu yang manusiawi. Setiap orang dapat mengalami lupa. Pernah kita mendengar seseorang yang ingin berpisah -untuk waktu yang cukup lama- oleh temannya saling berpesan untuk tidak saling melupakan.

     Ungkapan pesan tersebut bisa berbagai cara. Seseorang tidak ingin melupakan orang yang pernah mengukir kehidupan bersama. Namun seperti ada sesuatu yang kurang tepat pada ungkapan "Jangan lupakan".




     Saya ambil contoh yaitu hari kelulusan. Hampir setiap murid tidak ingin melupakan temannya. Hampir setiap murid juga ingin membuat hari kelulusan itu menjadi hari yang spesial. Kenangan yang telah dialami semasa sekolah ingin dia ingat selalu. Terkadang peristiwa yang membuatnya malu -saat mengalaminya- malah menjadi peristiwa yang sering diingat di kemudian hari.

     Hampir setiap murid berpesan kepada temannya -terutama teman akrabnya- agar tidak saling melupakan satu sama lain. Mungkin saat itu terlihat biasa saja untuk tidak melupakan karena masih dalam saling keadaan bertemu. "Jangan lupakan aku ya.." lalu dijawab "Tenang saja, aku tidak akan melupakanmu kok. Namun apa yang terjadi setelah lama tidak bertemu? Tidak jarang mereka lupa akan kawannya. Inilah sebabnya ada yang kurang tepat dalam ungkapan pada paragraf dua.

     Bagaimana jika ungkapan itu diganti dengan "Jangan berusaha melupakan"? Mungkin akan lebih tepat -meski mungkin tidak semua setuju-. Ungkapan ini lebih tepat karena ia telah berusaha untuk tidak melupakan dan hasilnya bisa jadi ia tetap ingat atau lupa, saya tidak tahu.
    
     So, terserah anda untuk berpendapat seperti apa.

"Lupa itu tidak menutup kemungkinan untuk mengingat kembali"

Sabtu, 19 Juli 2014

Bersatu Karena Perbedaan


     Sering kali orang mengira bahwa perbedaan itu suatu yang buruk. Perbedaan membuat terpecah belah, merusak kerukunan dan lain sebagainya. Padahal tidak semua perbedaan itu buruk, meski terdapat sebagian,
    
     Perbedaan terkadang membuat hidup lebih berwarna. Perbedaan juga membuat kita memahami banyak hal. Bisa jadi saat melihat suatu perbedaan, kita mencoba ingin tahu pada suatu hal.
    
     .
     Ada perbedaan yang dapat menyatukan hubungan manusia. Saya ambil contoh yaitu tim sepakbola. Mengapa ia berbeda? jelas jawabannya. Mereka mempunyai skill masing-masing. 11 Pemain mempunyai keistimewaan khusus dalam sebuah tim. Hal paling lumrah yaitu 1 orang mempunyai kelebihan dalam menjadi kiper, 4 orang mempunyai kelebihan dalam menjaga pertahanan, 3 orang dalam hal mengontrol lini tengah, dan 3 orang sisanya menghancurkan pertahanan lawan.

      Kemampuan yang berbeda tersebut menjadi satu kekuatan yang dapat mengalahkan tim lain. Semua menjadi satu padahal awalnya mereka berbeda (kemampuannya). Tapi apa yang terjadi? Perbedaan membuat mereka mengerti arti persatuan dan kekompakan. ingatlah, karena perbedaan sebuah tim dapat menjadi juara.

     Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara kita sendiri dalam menyikapi perbedaan tersebut. Perbedaan dapat menyatukan, juga dapat memecah belah. Perbedaan dapat membuat kekompakan, juga dapat membuat perselisihan.